Latar Belakang
Sejak gencatan senjata diberlakukan pada Jumat (10/10), Hamas diketahui meningkatkan upayanya untuk memperkuat posisi di Jalur Gaza. Dalam kurun waktu tersebut, setidaknya 33 orang, yang diklaim sebagai anggota “geng”, dilaporkan tewas di wilayah tersebut.
Fakta Penting
Langkah keras Hamas ini diduga mendapat keizinan sementara dari Amerika Serikat (AS) untuk memastikan pengawasan yang lebih baik di wilayah yang terhancur akibat konflik. Kepala media pemerintah Hamas di Gaza, Ismail Al-Tawabta, mengungkapkan kepada Reuters bahwa kelompok tersebut tidak akan toleran terhadap kekosongan keamanan.
Dampak
Aksi Hamas ini menimbulkan kontroversi, dengan sebagian pihak mempertanyakan legitimasi tindakan tersebut dalam konteks gencatan senjata. Sementara Hamas menegaskan komitmen untuk menjaga keamanan publik dan properti, isu ini tetap menjadi sorotan internasional.
Penutup
Dengan 33 korban jiwa sejak gencatan senjata dimulai, Hamas menunjukkan ketegasan yang tidak tereduksi oleh perjanjian damai. Pertanyaan yang muncul adalah, apakah langkah ini akan memicu ketegangan baru atau menjadi langkah untuk stabilitas jangka panjang di wilayah tersebut?
