Latar Belakang
Kementerian Pendidikan Dasar dan Menengah (Kemendikdasmen) akan menyelenggarakan Tes Kemampuan Akademik (TKA) pada 3-9 November 2025 untuk jenjang SMA/SMK. Dengan total pendaftar mencapai 3,5 juta siswa, TKA diharapkan menjadi alat validasi nilai rapor yang lebih objektif dalam penerimaan mahasiswa baru jalur prestasi. Namun, implementasi ini tidak lepas dari sejumlah permasalahan yang potensial.
Fakta Penting
Menurut Toni Toharudin, Kepala Badan Standar, Kurikulum, dan Asesmen Pendidikan (BSKAP), TKA tidak hanya untuk validasi nilai rapor, tetapi juga digunakan untuk pendaftaran ke jenjang lebih tinggi di sekolah negeri melalui jalur prestasi. Namun, sistem ini menimbulkan khawatir publik terkait potensi ketimpangan baru. Siswa saat ini sudah terbebani oleh berbagai asesmen, termasuk Asesmen Nasional Berbasis Komputer (ANBK), ujian tengah/akhir semester, dan asesmen proyek, yang dapat menyebabkan cognitive fatigue atau kelelahan kognitif.
Dampak Sosial
Permasalahan TKA dan jalan tengahnya menjadi sorotan karena dampaknya pada sistem pendidikan. Sementara tujuan TKA adalah menciptakan objektivitas, kelebihan tes yang dihadapi siswa dapat mempengaruhi kualitas pendidikan dan kesejahteraan siswa. Dengan Kurikulum Merdeka yang saat ini berlaku, beban asesmen yang tinggi menjadi tantangan nyata.
Penutup
Permasalahan TKA dan jalan tengahnya menuntut solusi yang seimbang untuk menjaga kualitas pendidikan tanpa merugikan siswa. Dengan 3,5 juta siswa yang terlibat, penting untuk mengevaluasi dan memperbaiki sistem ini sebelum dampaknya semakin meresahkan.
