
Kelompok Hamas menuding Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu telah mengorbankan para sandera di Jalur Gaza dengan melancarkan serangan udara yang dahsyat. Serangan ini terjadi saat upaya perpanjangan gencatan senjata terhambat, menewaskan lebih dari 220 orang dan menghancurkan ketenangan yang baru saja tercipta sejak gencatan senjata disepakati pada Januari lalu.
Latar Belakang
Tudingan keras ini muncul setelah serangan udara Israel pada Selasa (18/3) waktu setempat, yang menargetkan sejumlah area di Jalur Gaza. Hamas mengklaim bahwa langkah Netanyahu ini merupakan pengorbanan atas para sandera Palestina, yang sebagian besar masih ditahan di wilayah tersebut.
Fakta Penting
– Serangan udara Israel menyebabkan lebih dari 220 korban tewas dan kerusakan masif di berbagai daerah Gaza.
– Gencatan senjata yang disepakati pada 19 Januari lalu berhasil memberikan suasana relatif tenang sebelum serangan terbaru ini.
– Hamas menuding Netanyahu sebagai pihak yang bertanggung jawab atas langkah ini, dengan dalih bahwa ia mengorbankan sandera untuk tujuan politik.
Dampak
Serangan ini tidak hanya menimbulkan korban jiwa, tetapi juga mengancam upaya perdamaian yang sedang berlangsung. Masyarakat internasional mulai mengecam keras tindakan Israel, sementara Hamas menegaskan bahwa mereka akan terus melindungi diri dari serangan.
Penutup
Situasi ini menggarisbawahi ketegangan yang semakin memburuk di kawasan Timur Tengah. Dengan korban jiwa yang terus bertambah, pertanyaan besar muncul: apakah solusi perdamaian yang lebih konkret mungkin terwujud, ataukah konflik ini akan terus berlanjut tanpa ada titik penyelesaian yang jelas?